WHAT'S NEW?
Loading...

Berbagi Mimpi, Bersinergi, Siap Beraksi!



Jakarta, 19 Januari 2020 – Tak terasa, telah usai segala rangkaian acara yang termasuk program kerja tahunan Divisi Pendidikan Ikatan Keluarga Alumni Muwahidun, Dauroh Tarqiyyah Thullab atau yang sering disebut DTT pada Sabtu-Ahad, 11-12 Januari 2020. Tahun 2020 menjadi tahun keempat dari pelaksanaan DTT sendiri. Dengan mengusung tema “Keilmuan Menuju Masa Depan” tidak menghilangkan satu aspekpun dari tujuan awal terlaksananya DTT.
     Dalam aspek fikriyyah (pengetahuan), panitia mempersembahkan susunan acara yang cukup padat. Diawali mentoring, penyampaian sejarah lahirnya DTT, latar belakang dilaksanakannya DTT IV 2020, hingga susunan acara selama 2 hari, dan tugas-tugas yang harus dipenuhi oleh para peserta. Dilanjutkan dengan pembukaan acara yang berlangsung di Masjid Muwahidun Putri yang dipandu oleh Haidar Maulana (angkatan X) dan Maulana Farid Esack (angkatan XI). Sepatah dua patah kalimat dalam sambutan ketua pelaksana DTT, yang diwakili oleh Ahmad Shiroth (angkatan X) menyampaikan banyak terimakasih kepada segala pihal yang ikut berkontribusi baik pikiran, waktu tenaga, dana, dan usaha dalam menyukseskan acara tahunan ini. Dilanjutkan sambutan oleh Bintang Yudha (Ketua Divisi Komunikasi dan Informasi IKAMU), mewakili ketua umum yang sedang berhalangan hadir. Ustadz Mujiono, S. Sos. I, mewakili pihak Yayasan Pendidikan Islam Muwahidun, tak ketinggalan membuka acara DTT IV ini, sekaligus memberikan sambutan hangat dan apresiasi penuh terhadap sepak terjang IKAMU selama ini dan seluruh panitia acara yang menyempatkan untuk hadir di tengah-tengah sempitnya liburan perkuliahan. Seminar I, dengan tema “Menumbuhkan Jiwa Intelektual Santri” oleh pemateri Ustadz Mufqi Al-Banna dari Pati dan didampingi oleh moderator Fajar Muflikhun (angkatan XI). Seusai seminar pertama, dilanjutkan ibadah sholat dhuhur berjamaah dan makan siang. Sembari menikmati hidangan makan siang, tim Fundraising DTT IV berkolaborasi dengan Tim Bendahara Pusat IKAMU, turut menemani dengan menawarkan berbagai produk-produk seperti pin, gantungan kunci, dan stiker.
     Siang semakin terang. Di bawah terik sinar matahari yang menyengat, lantas tak memadamkan semangat para santri dalam menyambut acara demi acara. Tepat pukul 12.30 WIB, para peserta dengan tertib dan rapi kembali menempati formasi mereka di dalam masjid untuk menyambut seminar yang kedua, dengan tema “Unggul dalam Moral dan Intelektual” bersama pemateri Muhammad Faizzudin Mukhlis dari Tim Divisi Pembenahan Mental ACT Yogyakarta dan ditemani moderator Nur Fatah (angkatan XI). Antusiasme para peserta seminar, hingga semua mata tertuju kepada pemateri yang membawakan kisah pribadi di masa lampaunya yang terbilang penuh kegelapan, hingga sekarang bisa menjadi sesosok aktivis yang peduli terhadap masa depan orang-orang yang membutuhkan. Pertanyaan-pertanyaan dari para santri hingga kuis-kuis berhadiah ikut menyelimuti keseruan dalam seminar ini. Seminar inipun diakhiri dengan tepuk tangan yang sangat meriah dari para audiensi yang hadir di tempat. Pengumuman kejuaraan lomba Menulis Artikel “Uyghur” yang dilaksanakan oleh Tim Kesekretariatan IKAMU beberapa hari sebelumnyapun ikut mengisi kelonggaran waktu peserta sembari menunggu datangnya waktu ashar. Hingga tiba waktu sholat berjamaah ashar yang dilaksanakan 2 kloter terpisah antara ikhwan dan akhwat.
     Tepat pukul 4 sore, dibalur penuh keletihan, kelelahan, dan keringat yang bercucuran tak menyurutkan mereka dalam ikut meramaikan acara berikutnya. Yak, suplemen. Suplemen ini ditujukan kepada jenjang yang berbeda-beda. Mulai santri jenjang MTs disuguhkan dengan Talkshow Sharing is Caring, kelas 10 MA dengan Praktik Leadership “Menjadi Tim Event Organizer”, kelas 11 MA dengan mengikuti Pelatihan Kesekretariatan “Penulisan Laporan Pertanggungjawaban Acara”, dan kelas 12 MA dengan “Wawasan Kekampusan” untuk menyambut langkah ke depan setelah lulus dari almamater tercintanya. Talkshow interaktif yang dibimbing dua moderator dari angkatan X, Haidar Maulana dan Fela Purwanti, ditemani dengan pembicara-pembicara hebat seperti Najmuddiin Dliyaaulhaq (angkatan IV) dengan pengalaman organisasinya yang beragam, Muhammad Amin Mujaddid (angkatan VIII) dengan pengalamannya menjadi pengisi konfrensi internasional di Malaysia dan China, Rahmalia Azizah (angkatan VIII) dengan riwayat pendidikannya yang mengagumkan, dan Richa Putri Fatimaturrohmah (angkatan VIII) dengan pengalamannya menjadi guru Bahasa Indonesia di Thailand saat menjalani KKN di tahun 2019. Berbagi mimpi, menceritakan pengalaman saat di pondok, baik suka maupun duka, hingga menyebarkan api semangat mereka dalam meraih masa depan. Di sisi lain, tak kalah hebatnya alumni-alumni yang ikut berkontribusi dalam kelancaran acara, seperti Ahmad Yusuf Abdurrohman (angkatan IV), Maulana Farid Esack (angkatan XI), Syafina Mumtaz (angkatan XI), Wahda Ulyana (angkatan X) yang membantu membimbing para santri kelas 10 dalam praktik menjadi tim event organizer. Keterlibatan Tim Kesekretariatan IKAMU seperti Alma Nabella (angkatan VII) dan M. Rif’an Fauzi (angkatan X) dalam membimbing pelatihan kepenulisan laporan pertanggungjawaban sebuah acara, ditemani dengan Isfita Rahmawati (angkatan X) dan Bintang Yudha (angkatan VII). Sedangkan untuk acara Wawasan Kekampusan diisi oleh alumni-alumni fresh graduation seperti Karimatunnisa Az-Zahra, Nuha Adzkiyya, Nur Fatah, Fajar Muflikhun, dan senior dari angkatan IX, M. Rois Al-Amin. Antusias seluruh peserta yang tergambarkan menjadi sebuah suplemen dan tambahan energi tersendiri bagi panitia dan alumni.
     Tanpa memandang waktu dan rasa lelah, acara terus berlanjut hingga malam menyambut. Dilanjutkan sebuah acara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya, dilaksanakan malam pentas seni, maka kali ini panitia memberikan sesuatu yang baru dengan konsep Pengembangan Diri dan Kreativitas Santri, menindaklanjuti masukan dan evaluasi pihak pondok pesantren dari DTT sebelum-sebelumnya. Lomba yang menyerupai dengan acara salah satu stasiun TV swasta, “Rangking Satu, Pinter Gak Tuh?” ini diwakili oleh 5 orang dari setiap kelompok outbond yang terdiri dari santri kelas 7-11. Sedangkan, peserta yang tidak mengikuti lomba, dikumpulkan pada suatu tempat untuk berkompetisi dalam “Retell a Story” sebuah film kartun berdurasi 13 menit berbahasa Arab dengan subtitle berbahasa Inggris. Tentu sebuah tantangan tersendiri bagi para santri yang mereka juga belajar Bahasa Arab dan Inggris di dalam bangku formal. Sharing tentang kampuspun juga diberikan kepada peserta kelas 12 untuk mengetahui hal-hal mendetail tentang beberapa kampus. Seusai rangkaian acara hari pertama, para santri dipersilahkan untuk kembali ke kamar beristirahat sebelum menyambut acara di hari Ahad.
     Salah satu poin DTT berikutnya adalah ruhiyyah. Lelah tak menjadi alasan mereka untuk bangun, mengambil air wudhu, dan membuka sajadah untuk menunaikan sholat tahajud berjamaah. Dengan imam pondok putra, M. Dhiyauddin Azhar dan Musa Jalaini (angkatan X) untuk pondok putri. Sholat yang dimulai pukul 3.15 tepat ini berakhir hingga pukul 4.00 pagi. Dilanjutkan sholat subuh berjamaah dan setoran hafalan QS. Al – Kahfi : 1-10 kepada teman-teman alumni dan beberapa kelas 12 yang diberi tugas menjadi musyrif-musyrifah tahfidz.
     Pagi berembun menyambut api semangat para santri. Salah satu acara DTT yang paling dinanti-nanti. Outbond berkeliling sekitar pondok pesantren dengan keseruan permainannya. Bingo, permainan pertama sekaligus penentu pemberangkatan peserta dengan cara merangkai kata-kata menjadi kalimat yang bermakna. Setelah pemberangkatan baik jalur A maupun B, para peserta menuju ke pos selanjutnya seperti Super Mario Bross di Belik Sampir, penyelamatan Sang Putri oleh Mario dari serangan jamur-jamur melewati jembatan-jembatan. Pos Lapangan Gembong dengan permaian Counter Strike seperti lempar bowling dengan pin dari botol plastik berisi air penuh dan bola plastik berisi air untuk pelemparnya. Sedangkan Pos Lapangan Pecinan dengan dua permainan: Plants vs Zombies dan Snake Xenzia. Perlombaan tarik tambang dengan metode berbeda, menarik berlawanan arah dengan saling membelakangi lawan. Tim Zombies berusaha menggapai kentang dari lawan dan tim Plants berusaha meraih bendera merah putih. Sedangkan Snake Xenzia, para peserta ditantang berbaris membentuk ular dengan mata tertutup. Hanya mengandalkan komando dari teman di luar arena, untuk meraih bola-bola poin sebanyak-banyaknya. Permainan yang sebenarnya terlihat biasa, tetapi dikemas dengan sistematika yang sedikit berbeda. Tak tanggung-tanggung, hingga terik matahari menyapapun, bahkan badan berlumur lumpur dan basah-basahan, bukan berarti harus mundur untuk tidak beraksi dalam segala permainan. Berlari untuk menyelesaikan segala tantangan dan rintangan dengan kemeriahan dan kreativitas yel-yel yang diuji setiap posnya hingga tepat pukul 11.00 siang, kembali dan melakukan bersih diri untuk bersiap menunaikan ibadah sholat dhuhur berjamaah. Setelah ashar, dilanjutkan dengan kegiatan penutupan dan pembagian beberapa hadiah kemenangan para peserta.