Ditulis oleh: Ishmah Sabilannajah Al-Adilah (Kelas 12
IPA- PP Muwahidun)
Apabila seorang hamba
melalukan kebaikan
,
Maka kebaikan lain yang
berada
di
sebelahnya berkata,
“kerjakan aku juga
“
( Ibnu
Qoyyim Al-jauziyyah
)
Di suatu
daerah, Andalusia, Spanyol.
terlihat seorang anak kecil menangis,
ketika ditanya “kenapa
kau
menangis nak?” “Anak panah ku
meleset paman,
lalu bagaimana
aku akan mengalahkan musuh musuh Islam?” 20
tahun kemudian,
ada seorang pemuda menangis ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama. Jawaban pemuda itu
bukan lagi tentang anak panah
yang meleset, melainkan menangis karena putus cinta. Aduhai, kasihan seklai pemuda itu,
yang ia pikirkan,
bukan lagi masalah anak
panah yang meleset,
apalagi cara untuk mengalahkan
musuh-musuh
Islam.
Tahukan kalian,
siapa
gerangan orang yang menanyakan
pertanyaan yang sama? Mereka tidak lain adalah musuh-musuh
Islam, yang rela menunggu bertahun-tahun lamanya
hanya untuk mengetahui keadaan pemuda Islam. Mengapa para
pemuda? Karena di tangan para pemuda lah panji-panji umat Islam. Di tangan para pemuda
lah kunci kemanangan umat
Islam.
Lalu bagaimana nasib negeri ini atau bahkan umat Islam, jika saat
ini para pemudanya hanya diam membisu,
seakan-akan masa
bodoh
dengan keadaan Agama Islam. Padahal
hampir di setiap tikungan jalan
menanti dakwah para remaja. Ironis sekali pemuda
saat ini, mentalnya bukan lagi mental baja,
keberanianya tidak lagi keberanian
singa, dan tekadnya tidak lagi
sebulat purnama.
Mereka lebih gemar mengunjungi bioskop
atau
tempat tempat hiburan lainya,
dari pada masjid-masjid
dan
halaqah ilmu . Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, bahwa
halaqah ilmu adalah taman surga. Manakah yang lebih indah
dari pada taman surga?
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Aku
berwasiat pada kalian agar memperlakukan para
pemuda dengan baik, mereka adalah
orang yang paling lembut hatinya”. Sosok pemuda, memiliki hati yang lembut dan
mudah menangis. Meski memiliki hati yang
lembut,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan tanggungjawab
besar kepada para pemuda, yaitu
dakwah Islam.
Sebagai contoh, Muadz bin Jabal,
yang diusia mudanya, Ia
ditugaskan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berdakwah di Yaman. Usamah,
di usia 18 tahun Ia sudah dipilih
oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memimpin dalam
perang penaklukan Syam.
Imam Syafi’i, di usia
yang sangat muda yakni 16 tahun,
beliau sudah menjadi seorang
yang mufti. Termasuk
di
dalamnya para sahabat yang dijamin masuk
surga
adalah para pemuda,
yaitu
Zubair bin Awwam yang sat itu berusia 15 tahun, Thalhah bin Ubaidillah 16 tahun dan Sa’ad bin Abi Waqash yang berusia 17 tahun.
Para pemuda adalah orang
yang paling cepat menerima dakwah Islam, Abu
Bakar saat itu baru berusia
37 tahun. Umar
bin Khathab baru berusia
27 tahun. Utsman bin Affan,
Ali
bin Abi Thalib,
Abdullah bin
Mas’ud, Abdurrahman bin Auf, Sa’id
bin Zaid, Mush’ab
bin Umair, Bilal bin Rabah,
dan shabat Rasulullah lainnya berusia
lebih muda dari mereka. Juru dakwah Islam yang pertama kali diutus
ke Madinah adalah
seorang pemuda, yaitu
Mush’ab bin Umair.
Tanpa para pemuda, Islam tidak akan tersebar.
Yang menghadapi
orang-orang sombong ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berdakwah,
siapa
lagi kalau bukan para
pemuda.
Pemuda adalah kunci kejayaan bangsa
ini
atau bahkan umat ini. Tidak hanya berhati lembut dan
mudah menangis, seorang pemuda juga harus tegar
dan
percaya diri, karena dengan modal
keimanan, pendahulu
kita pernah menguasai peradaban dunia selama
7 abad, bahkan mampu menguasai hampir semua daratan Asia, Afrika,
dan daratan Eropa. Allah Subhaanahu wa Ta’ala
berfirman dalam Q.S Ali-imron
: 139 “ Janganlah kamu bersikap
lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang
yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang
yang beriman. “
Pada kisah Ashabul Ukhdud,
ketika sang penyihir tua akan meninggal,
Ia berkata
“Carikan aku seorang pemuda!” Nah loh, pemuda lagi,
bukan anak kecil bukan pula
orang tua. Ini menunjukan bahwa
pemuda memilikin peran yang sangat penting.
Allah berfirman dalam
Q.S Ar-Rum : 54 “ Allah lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah , kemudia Dia
menjadikan
(kamu) setelah lemah itu menjadi kuat ...
“ Dalam tafsir ibnu katsir jilid VI, beliau
menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan kedaan kuat adalah
keadaan para pemuda. Sangat
disayangankan apabila para pemuda saat ini tidak tidak mengetahui bahwa mereka kuat.
Namun kenyataannya
mereka saling mengejek dan mengolok-olok.
Padahal
Allah Azza wa Jalla berfirman dalan Q.S As-Saff
: 4
“Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang
yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur , mereka sakan akan seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh “ Mereka berpikir bahwasanya
dakwah Islam adalah tugas para ustadz
dan kiyai. Padahal,
para pemuda masih
memiliki peluang yang besar
untuk memenangkan pergulatan global
dan menjadikan Islam jaya.
Selama
para pemuda tetap
berkomitmen untuk menjadikan
Al-Qur’an sebagai panglima
mereka.
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menyebutkan dalam kitabnya yang berjudul Shifwah
Ashofwa, bahwa salah satu obat
hati adalah mujalasah ash-shalihin
(berkumpul dengan orang-
orang shalih),
karena itu memiliki
beberapa keuntungan:
1. Akan memicu diri berperilaku shalih
seperti mereka
2. Saling mengambil
manfaat yang baik
3. Saling mengingatkan
jika tergelincir melakukan kesalahan
4. Saling menyemangati untuk
berfastabiqul khoirot
.
Sejenak, mari kembali pada
tahun 8 Hijriyah. Dimana terjadi perang Mu’tah, ketika
jendral
Islam yaitu
Zaid
bin
Haritsah syahid.
Laksana kilat,
seorang pemuda
mengambil dan memegang bendera perang,
pemuda itu tidak lain adalah
Ja’far bin Abi Thalib sang juru bicara ketika hijrah ke
Habasyah,
meskipun
kedua tanganya telah habis ditebas musuh, Ia masih
berjuang. Itu karena sebab apalagi, selain kecintaanya pada
Islam . Itulah jiwa pemuda yang
sebenarnya, mempunyai semangat
yang
sangat besar.
Wahai pemuda,
Berbahagialah
kala engkau menjadi pejuang dakwah
Berbahagialah!
Karena pengorbanan kita bukanlah
kesia-siaan
Kita lelah,
bercucuran peluh,
namun layak berbangga
Karena mengisi hidup
dengan aktivitas bermakna nan mulia
Berdakwah,
Akan menjadi penawar lelah bagi seorang muslim
Ia akan merasakan kebahagiaan saat berdakwah
Karena apa yang
dilakukan akan bernilai ibadah dan berpahala
Biapun lelah, tapi Lillah
..
Wahai para pemuda ,
Kita lah , sosok
yang di nantikan Syurga
Wallahua’lam..
0 komentar:
Posting Komentar