WHAT'S NEW?
Loading...

Pemuda Motor Penggerak Dakwah Islam


Ditulis oleh: Rahmalia Azizah (Alumni PP Muwahidun 2016)

Siapa itu pemuda? Secara bahasa pengertian pemuda adalah seorang laki-laki atau perempuan yang sudah mencapai tahap dewasa. Kata yang paling sering didengar dari seorang pemuda adalah "Agent of Change" atau agen perubahan.

Pemuda dapat merubah suatu peradaban, kenapa? Karena jika semua pemuda senantiasa tumbuh dan berkembang dalam tarbiyah Islamiyyah, dia kelak akan menjadi pribadi unggul, mandiri dan bertanggung jawab yang mampu melaksanakan tugas dan amanah dengan baik. Bayangkan jika seluruh pemuda di negeri ini memiliki akhlaq al kariimah dan saling bahu-membahu menggerakkan roda dakwah Islam hingga membentuk masyarakat Islami dan qur'ani.

"Kenapa harus pemuda?" Pertanyaan ini mungkin sering muncul di benak kita. Karena pemuda memiliki sifat dan karakter yang berpotensi menjadi mesin penggerak dakwah Islam.
Maka, berikut ini adalah beberapa karakter pemuda muslim menurut Hasan Al Bana dalam Risalah Ta'liim:

1. Salimul aqidah (Aqidah yang lurus)
Ini adalah karakter yang harus dimiliki setiap muslim, karena dengan aqidah yang lurus, seseorang akan memiliki ikatan yang membuat orang tersebut ikhlas dalam menaati perintah Robb nya dan menjauhi larangan-Nya.

2. Shohihul Ibadah (Ibadah yang benar)
Bahwasanya seorang pemuda itu mampu melaksanakan ibadah wajib dan sunnah sesuai dengan al-Qur'an dan as-Sunnah.

3. Matinul Khuluq ( Akhlak yang kuat)
Tanpa  akhlaq, seorang mudah goyah. Karena dengan iman dan akhlaq dalam hati seorang pemuda muslim, akan menguatkannya dari hasutan yang melalaikan lagi menyesatkan.

4. Qowiyyul Jismi ( Raga yang Kuat)
Fisik yang kuat merupakan salah satu nikmat dari Allah yang harus disyukuri karena dengan fisik yang kuat akan semakin banyak hal kebaikan yang dapat dilakukan.

5. Mutsaqqoful Fikri ( Wawasan yang luas )
Pengetahuan dan wawasan yang luas sangat membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau problematika ummat yang ada, sehingga dengan karakter ini pemuda dapat mengatur strategi yang cerdas untuk kemajuan islam.

6. Mujahadatun linafsih ( Berjuang melawan hawa nafsunya)
Mempunyai kemampuan untuk menahan hawa nafsunya yang cenderung melakukan keburukan, lalu berjuang menebar kebaikan dan melaksanakannya sesuai ajaran agama islam.

7. Harisun 'ala waqtihi ( Memanajemen waktu )
Mampu mengatur waktunya dengan baik sehingga tak ada kata "waktu sia sia".

8. Munadzomun fii syuunihi ( Terarah dan teratur dalam setiap urusannya)
Terarah dan teratur dalam hal apapun sehingga mampu mengorganisir seluruh kegiatannya dengan efektif dan efisien.

9. Qodirun 'ala kasbi ( Mempunyai kemampuan untuk berpengahsilan)
Mempunyai kemampuan untuk mandiri dalam urusan financial yang dapat digunakan untuk berinfaq fii sabilillah dan membantu sesama.

10. Naafi'un li ghoirihi ( Bermanfaat bagi sesama)
Karakter ini menjadikan keberadaan pemuda itu sangat dibutuhkan dimanapun dia berada karena memberi manfaat untuk yang lain. Seperti pepatah:
"Keberadaannya akan menjadi kebahagiaan bagi orang lain dan ketiadaannya akan menjadi kerinduan bagi yang lain".

Dari penjelasan di atas selayaknya kita mulai meluruskan niat dan memperbaiki diri serta akhlak kita karena Allah semata, sehingga kita dapat berkontribusi dalam menggerakkan roda dakwah dan mewujudkan konsep ideal agama Islam.

Jadi, kali ini jangan lagi hanya kita bayangkan harus seperti apa kita. Namun, mari kita wujudkan bersama-sama, dengan menerapkan karakter pemuda muslim menurut Hasan Al Banna di atas.

Dan sekali lagi, "Kenapa harus pemuda? Kenapa harus kita?" Karena pemuda adalah mesin penggerak yang mampu merubah peradaban. Karena kita agen perubahan.

Sumber: (buletinUkhuwah_01/Okt)

Jadi Santri Tak Membatasi Tuk Berprestasi

Perwakilan PP Muwahidun dalam lomba karya tulis CSS MoRA

Bismillah...


"Buat apa jadi santri, mau jadi apa di pesantren?" Itulah stereotip yang ada di akhir abad 20 sampai dengan awal era milenium. Banyak masyarakat lebih percaya dan bangga menyekolahkan anaknya di sekolah negeri favorit, kemudian kerja jadi PNS, karyawan kantoran, dan lainnya.

Namun perkembangan teknologi digital dan informasi yang pesat merubah hal tersebut. Secara berangsur proses pendidikan di pesantren dengan lingkungan yang memaksa anak untuk mandiri, mulai disuka para orang tua. Ada statement yang juga mengatakan, "pondok itu sekolahnya anak-anak nakal buangan". Namun kenyataannya, hal itu tidak bisa dibenarkan secara mutlak. Karena malah sekolah dengan lingkungan pergaulan yang bebas seperti sekolah-sekolah pada umumnya, sangat berdampak pada tingkat kenakalan remaja.

Ada pula yang beranggapan sekolah di pesantren akan menyusahkan anak dalam berprestasi, baik secara akademik maupun non akademik. Padahal sistem pendidikan yang intensif sangat mendukung hal itu. Bisa kita tengok buktinya, dengan banyaknya tokoh-tokoh nasional di Indonesia yang lulusan pesantren. Tentunya itu semua adalah prestasi dari apa yang dipelajari di pesantren.

Selain itu, pesantren modern saat ini yang menggabungkan kurikulum yang diberlakukan pemerintah dan kurikulum pesantren. Telah memberikan warna baru dalam dunia pendidikan. Lingkungan pesantren yang kondusif, menjaga anak-anak dari luangnya waktu dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Dari sana lah berbagai prestasi anak tumbuh. Juga ragam kegiatan yang melatih soft skill anak-anak, menjadikan modal mereka untuk  bisa berbaur dan memberikan kebaikan di masyarakat setelah lulus dari pesantren. Bahkan tak sedikit perlombaan serta kejuaraan yang diikuti, baik yang skalanya daerah hingga internasional. Itu memberikan pengalaman yang sangat berharga untuk santri.

Beladiri Tapak Suci

Begitupun ketika masalah output lulusan pesantren dipertanyakan. Tidak sedikit santri yang lulusan pesantren, yang saat ini bisa melanjutkan studi, bahkan hingga mendapat beasiswa ke luar negeri.

Beberapa alumni PP Muwahidun yang mendapat beasiswa dari kerajaan Saudi Arabia

Jadi, persepsi masyarakat yang menganggap remeh pesantren juga santri itu adalah salah besar. Karena lingkungan pendidikan pesantren yang terjaga itu adalah lingkungan terbaik untuk menempa kemampuan diri untuk menjadi mandiri, dalam berkreasi, berinovasi dan berprestasi.

Maka, tak perlu lah risau dan takut wahai ayah bunda, karena pendidikan di pesantren itu  luar biasa.

Wahai ikhwah semua jangan malu jadi santri, jangan galau tak ikuti gosip tv. Jangan pula jadi mantan santri, teruslah menjadi santri, teruslah berkreasi dimana pun kau mengabdi, tancapkan keimanan dalam hati, dengan iman itu semoga Allah meridhoi.

Allahu a'lam bisshowaab

Ditulis oleh: Najmuddiin Dliyaaulhaq (Alumni PP Muwahidun Pati 2012 - Mahasantri Syariah LIPIA- Jakarta)