WHAT'S NEW?
Loading...

Jadi Santri Tak Membatasi Tuk Berprestasi

Perwakilan PP Muwahidun dalam lomba karya tulis CSS MoRA

Bismillah...


"Buat apa jadi santri, mau jadi apa di pesantren?" Itulah stereotip yang ada di akhir abad 20 sampai dengan awal era milenium. Banyak masyarakat lebih percaya dan bangga menyekolahkan anaknya di sekolah negeri favorit, kemudian kerja jadi PNS, karyawan kantoran, dan lainnya.

Namun perkembangan teknologi digital dan informasi yang pesat merubah hal tersebut. Secara berangsur proses pendidikan di pesantren dengan lingkungan yang memaksa anak untuk mandiri, mulai disuka para orang tua. Ada statement yang juga mengatakan, "pondok itu sekolahnya anak-anak nakal buangan". Namun kenyataannya, hal itu tidak bisa dibenarkan secara mutlak. Karena malah sekolah dengan lingkungan pergaulan yang bebas seperti sekolah-sekolah pada umumnya, sangat berdampak pada tingkat kenakalan remaja.

Ada pula yang beranggapan sekolah di pesantren akan menyusahkan anak dalam berprestasi, baik secara akademik maupun non akademik. Padahal sistem pendidikan yang intensif sangat mendukung hal itu. Bisa kita tengok buktinya, dengan banyaknya tokoh-tokoh nasional di Indonesia yang lulusan pesantren. Tentunya itu semua adalah prestasi dari apa yang dipelajari di pesantren.

Selain itu, pesantren modern saat ini yang menggabungkan kurikulum yang diberlakukan pemerintah dan kurikulum pesantren. Telah memberikan warna baru dalam dunia pendidikan. Lingkungan pesantren yang kondusif, menjaga anak-anak dari luangnya waktu dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Dari sana lah berbagai prestasi anak tumbuh. Juga ragam kegiatan yang melatih soft skill anak-anak, menjadikan modal mereka untuk  bisa berbaur dan memberikan kebaikan di masyarakat setelah lulus dari pesantren. Bahkan tak sedikit perlombaan serta kejuaraan yang diikuti, baik yang skalanya daerah hingga internasional. Itu memberikan pengalaman yang sangat berharga untuk santri.

Beladiri Tapak Suci

Begitupun ketika masalah output lulusan pesantren dipertanyakan. Tidak sedikit santri yang lulusan pesantren, yang saat ini bisa melanjutkan studi, bahkan hingga mendapat beasiswa ke luar negeri.

Beberapa alumni PP Muwahidun yang mendapat beasiswa dari kerajaan Saudi Arabia

Jadi, persepsi masyarakat yang menganggap remeh pesantren juga santri itu adalah salah besar. Karena lingkungan pendidikan pesantren yang terjaga itu adalah lingkungan terbaik untuk menempa kemampuan diri untuk menjadi mandiri, dalam berkreasi, berinovasi dan berprestasi.

Maka, tak perlu lah risau dan takut wahai ayah bunda, karena pendidikan di pesantren itu  luar biasa.

Wahai ikhwah semua jangan malu jadi santri, jangan galau tak ikuti gosip tv. Jangan pula jadi mantan santri, teruslah menjadi santri, teruslah berkreasi dimana pun kau mengabdi, tancapkan keimanan dalam hati, dengan iman itu semoga Allah meridhoi.

Allahu a'lam bisshowaab

Ditulis oleh: Najmuddiin Dliyaaulhaq (Alumni PP Muwahidun Pati 2012 - Mahasantri Syariah LIPIA- Jakarta)

0 komentar:

Posting Komentar