WHAT'S NEW?
Loading...

Tiga Amunisi Dakwah


bismillahirrohmanirrahim...

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi beserta isinya. Yang telah memberikan rizki kepada segala makhluk-Nya di penjuru dunia.

Shalawat dan salam semoga untuk rasulullah, keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya yang menegakkan sunnahnya sampai hari bangkitnya manusia menghadap rabbnya.

Sebagai penuntut ilmu (apapun bidangnya) selayaknya untuk memiliki tiga amunisi dalam mengembangkan ilmunya.

● Mendengarkan.

Allah telah menciptakan manusia dalam sebaik-baiknya bentuk.

 (لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم) at-tiin: 4.


Maka allah menciptakan bagi manusia dua telinga dan satu mulut, agar mereka mau lebih banyak mendengar.

Bahkan janin dalam rahim pun dianjurkan untuk didengarkan ayat-ayat allah. Dan sesuai teori memang seorang pendengar yang baik, pastilah ia juga seorang pembicara yang baik.

 ● Menyampaikan.

Ilmu yang tak diamalkan bagai pohon tak berbuah, begitu pula bila tidak dibagikan. Karena buah tak akan ada bila bunga tak mau berbagi serbuk sari.

Kemampuan seseorang penuntut ilmu dalam menyampaikan ilmunya menjadi salah satu kemampuan wajib yang dimiliki. Karena dengan menyampaikan ilmunya, dia telah menjaganya bahkan bertambah yang ia punya.

Mungkin sulit dan berat awalnya, tapi nikmat dan manfaat setelah terbiasa.

● Menulis.

Ada pepatah arab berbunyi

العلم صيد والكتابة قيده   قيد صيودك بالحبال الواثقة

"Ilmu layaknya hewan buruan, dan menulis adalah tali(kekang)nya, maka kekang(ikat)lah buruanmu dengan tali yang kuat."

Sama seperti manfaat dari menyampaikan ilmu secara lisan, yang mana bisa menjaga ilmu yang kita miliki. Tetapi tidak semua orang mampu dan mahir menyusun kata menjadi prosa sarat makna. Padahal sebagai penuntut ilmu kurang lengkap tanpa adanya karya. Sebagaimana para pendahulu yang mengisi hari-hari mereka dengan menulis, bahkan ketika dalam jeruji besi. Sehingga bisa kita manfaatkan tinta emas pengetahuan yang telah mereka torehkan pada milyaran lembar kertas. Jadi, karya itu bisa terus hidup dan bermanfaat untuk umat walau sang penulis telah wafat.


Tiga keterampilan inilah yang selayaknya dimiliki penuntut ilmu.


الله أعلم بالصواب.


ditulis oleh: Najmuddiin D (alumni angkatan 4)

0 komentar:

Posting Komentar