Pemimpi dan pemimpin dua kata yang bentuknya dibedakan oleh satu huruf.
Yang akhirnya memberikan makna yang lebih, padahal sejatinya keduanya bermakna
sama namun berbeda.
Pemimpi adalah orang yang selalu saja memiliki mimpi dan cita di dalam
anggannya. Banyak hal yang ingin dia gapai. Berribu bahkan berjuta cita tersimpan
dalam memori otaknya. Namun seperti halnya mimpi dalam tidur, semua mimpinya
hanyalah mimpi, dalam sadar dan tidurnya. Tak nyata terasa sebagaimana pisau
yang mengiris jari.
Sedangkan pemimpin adalah ketua dialah kepala, yang menuntun menuju sebuah
tujuan. Orang nomor satu dalam sekelompok individu.
Pasti saat ini terpikir dalam benak kita, dimana letak persamaan
keduanya? Padahal keduanya berasal dari kata dasar yang berbeda dan dengan arti
dan definisi yang berbeda pula. Bagaimana bisa dikatakan sama?
Mungkin ini hanyalah opini semata, tapi yakinlah bahwa pemimpi dan pemimpin
itu sama namun berbeda. Keduanya sama-sama memiliki mimpi, angan, dan
cita-cita. Namun huruf “N” membedakan keduanya. Seorang pemimpin pasti akan
berusaha tanpa kenal lelah untuk memimpin dirinya menuju mimpi-mimpinya. Karena
dia tentunya selalu berpikiran bahwa apa yang dia perbuat akan menjadi motivasi
bagi siapa yang ia pimpin. Berbeda dengan pemimpi yang hanya berangan tanpa
perjuangan, berkhayal menanti keajaiban yang tak pasti.
Bisa kita ibaratkan mimpi itu adalah
sebuah benih. Dan pemimpi adalah orang yang berkhayal
benih itu tumbuh dan memberi keuntungan baginya, namun sebatas khayalan yang
didapat sang pemimpi. Maka pemimpin dengan segala perjuangannya mendapatkan buah
hasil dari benih yang diperjuangkan.
Sedikit contoh konkret yang ada di
Indonesia adalah dua orang besar pada zaman itu (zaman reformasi)
keduanya sama-sama orang yang berpengaruh. Namun ada pembeda dari keduanya, di mana yang satu memiliki mimpi
untuk menjadi pemimpin negeri ini, sedangkan satunya belum memimpikan kursi
kepresidenan. Dan kesempatan tak selalu datang
berkali-kali, sehingga mimpi orang pertama yang ia cita-citakan
ia gapai dengan izin tuhan. Berbeda dengan kawannya yang terlambat untuk
memimpikan cita-cita itu, menjadi pemimpin bangsa ini.
Jadi, kesimpulan dari sedikit tulisan ini adalah, jadilah seorang pemimpin. Sebagaimana Allah amanahkan bumi ini kepada para pemimpin:
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً۬.....
Artinya: “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi"…. (Q.S Al Baqarah: 30)
Dan syarat
untuk menjadi pemimpin adalah mimpi. Mimpi yang ia perjuangkan hingga terwujud apa yang
dimimpi dan dicita-citakan. Bukan hanya pemimpi yang
hidup bersama angan tanpa realita.
“Jadilah Pemimpi tuk Jadi Pemimpin”
“Jadilah Pemimpi tuk Jadi Pemimpin”
Ditulis Oleh: Najmudddiin Dliyaaulhaq (Angkatan2012/ Ka.Div Pendidikan Ikamu 2015-2017)
0 komentar:
Posting Komentar