WHAT'S NEW?
Loading...

Pemimpi atau Pemimpin?


Pemimpi dan pemimpin dua kata yang bentuknya dibedakan oleh satu huruf. Yang akhirnya memberikan makna yang lebih, padahal sejatinya keduanya bermakna sama namun berbeda.
Pemimpi adalah orang yang selalu saja memiliki mimpi dan cita di dalam anggannya. Banyak hal yang ingin dia gapai. Berribu bahkan berjuta cita tersimpan dalam memori otaknya. Namun seperti halnya mimpi dalam tidur, semua mimpinya hanyalah mimpi, dalam sadar dan tidurnya. Tak nyata terasa sebagaimana pisau yang mengiris jari.
Sedangkan pemimpin adalah ketua dialah kepala, yang menuntun menuju sebuah tujuan. Orang nomor satu dalam sekelompok individu.
Pasti saat ini terpikir dalam benak kita, dimana letak persamaan keduanya? Padahal keduanya berasal dari kata dasar yang berbeda dan dengan arti dan definisi yang berbeda pula. Bagaimana bisa dikatakan sama?
Mungkin ini hanyalah opini semata, tapi yakinlah bahwa pemimpi dan pemimpin itu sama namun berbeda. Keduanya sama-sama memiliki mimpi, angan, dan cita-cita. Namun huruf “N” membedakan keduanya. Seorang pemimpin pasti akan berusaha tanpa kenal lelah untuk memimpin dirinya menuju mimpi-mimpinya. Karena dia tentunya selalu berpikiran bahwa apa yang dia perbuat akan menjadi motivasi bagi siapa yang ia pimpin. Berbeda dengan pemimpi yang hanya berangan tanpa perjuangan, berkhayal menanti keajaiban yang tak pasti.
Bisa kita ibaratkan mimpi itu adalah sebuah benih. Dan pemimpi adalah orang yang berkhayal benih itu tumbuh dan memberi keuntungan baginya, namun sebatas khayalan yang didapat sang pemimpi. Maka pemimpin dengan segala perjuangannya mendapatkan buah hasil dari benih yang diperjuangkan.
Sedikit contoh konkret yang ada di Indonesia adalah dua orang besar pada zaman itu (zaman reformasi) keduanya sama-sama orang yang berpengaruh. Namun ada pembeda dari keduanya, di mana yang satu memiliki mimpi untuk menjadi pemimpin negeri ini, sedangkan satunya belum memimpikan kursi kepresidenan. Dan kesempatan tak selalu datang berkali-kali, sehingga mimpi orang pertama yang ia cita-citakan ia gapai dengan izin tuhan. Berbeda dengan kawannya yang terlambat untuk memimpikan cita-cita itu, menjadi pemimpin bangsa ini.

Jadi, kesimpulan dari sedikit tulisan ini adalah, jadilah seorang pemimpin. Sebagaimana Allah amanahkan bumi ini kepada para pemimpin:

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً۬.....
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi"…. (Q.S Al Baqarah: 30)

Dan syarat untuk menjadi pemimpin adalah mimpi. Mimpi yang ia perjuangkan hingga terwujud apa yang dimimpi dan dicita-citakan. Bukan hanya pemimpi yang hidup bersama angan tanpa realita.

“Jadilah Pemimpi tuk Jadi Pemimpin”

Diilhami dari sedikit pengalaman mengikuti Dauroh Tarqiyyah Thullab 2017 Ikatan Keluarga Alumni Muwahidun di Ponpes Muwahidun Gembong

Ditulis Oleh: Najmudddiin Dliyaaulhaq (Angkatan2012/ Ka.Div Pendidikan Ikamu 2015-2017)

0 komentar:

Posting Komentar