WHAT'S NEW?
Loading...

Lafadz InsyaAllah yang Sering Terucap


Sebagai seorang muslim, tentu kita familiar dengan lafadz 'Insyaallah' serta makna yang terkandung di dalamnya. Lafadz ini, dipakai saat mengucap janji atau saat merencanakan sesuatu di masa depan. Namun, dewasa ini sebagian umat muslim sudah enggan mengucapkannya. Bahkan, ketika ada yang mengucapkannya banyak pendengar yang merasa tidak suka.
Hal ini, pernah dialami oleh penulis sendiri. Suatu ketika, Saya pernah berjanji dengan mengucap 'Insyaallah', lalu orang yang kuberi janji menjawab "Janganlah  'insyaallah'lah aku beneran ini."
Begitulah, lafadz yang begitu agung ini mulai dianggap sebagai lafadz pengganti bagi kata 'Tidak' saat berjanji.
Hal tersebut, terjadi bukan tanpa sebab. Orang yang berjanji dan tidak besungguh-sungguh atau ragu dengan janjinya kebanyakan akan mencari aman dengan mengucap 'insyaallah'.
Misalkan, jika kita diajak teman ke suatu tempat dan merasa malas atau tidak ingin datang, maka kita akan menolak secara halus dengan mengucap 'insyaallah'.
Sehingga, pada akhirnya orang yang diberi janji tidak akan percaya lagi dengan lafadz tersebut. Padahal, Allah  memerintahkan  mengucapkan 'Insyaallah' dan melarang kita untuk tidak mengucapkanya saat berjanji. Dan apabila sudah terlanjur  tidak mengucapkan karena lupa maka boleh diucapkan saat ingat.  
Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi tentang kisah Ashabul Kahfi dan Zulqarnain. Lalu nabi menjawab, "Datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan." Namun, Rasulullah tidak mengucap 'Insyaallah'. Dan apa yang terjadi?
Hingga esok harinya, Allah tidak menurunkan wahyu tentang dua kisah tersebut sehingga Nabi tidak bisa menjawab pertanyaan dari orang-orang Quraisy.
Lalu, Allah menurunkan surat Al Kahfi ayat 23 dan 24 untuk memberi pelajaran kepada Nabi dan kita semua tentang pentingnya mengucap 'insyaallah' ketika berjanji melakukan sesuatu di masa depan.


...dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu, “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “In sya' Allah” dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”
(Surat Al Kahfi :23-24)
Lalu, bagaimana jika dikaitkan dengan kondisi saat ini di mana orang sudah menganggap pengucapan 'insyaallah' sebagai ketidakseriusan dalam berjanji?
Yang bisa dilakukan saat ini, adalah membenahi diri. Bagi pengucap lafadz ini, jangan jadikan sebagai kedok dari kata tidak atau malas. Tapi, bersungguh-sungguhlah untuk menepati janji. Sehingga, bagi pendengar tidak akan berpikiran negatif lagi saat diberi janji.
Jadi, jangan ragu lagi ya untuk mengucapkanya dan saat mendengarnya.
 
*** 

Ditulis Oleh Faza Fauzana, untuk ikamu-muwahidun.blogspot.co.id

0 komentar:

Posting Komentar